BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara garis besar, proses terjadinya pendidikan bersumber kepada dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan pengajar serta Anak didik yang menerima pendidikan itu sendiri. Dalam masa-masa usia sekolah dasar guru ditugaskan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak dan faham tentang latar belakang anak didiknya seperti keadaan keluarga, taraf sosial ekonomi, budaya dan lingkungan sekitar serta watak dan sifat anak didiknya serta guru juga harus memahami keberadaan setiap individu anak sebagai wujud yang utuh,menangani setiap permasalahan yang muncul dari diri anak dalam peristiwa belajar melalui pendekatan psikologi.
Masa usia sekolah dasar adalah masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Pada masa ini walaupun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Walaupun demikian tetap saja pada masa usia sekolah dasar secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.
Dan pada masa usia sekolah dasar umumnya pada masa-masa kelas rendah anak-anak belum dituntut untuk berfikir logis. Karena pada masa ini guru harus memahami semua karakteristik anak didiknya yang masih senang untuk bermain. Dunia bermain sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Karena bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berfikir dan berimajinatif serta penuh daya khal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreativitasa anak.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pola tingkah laku anak pada usia sekolah dasar?
2. Cara belajar yang seperti apa yang dibutuhkan untuk anak usia sekolah dasar?
3. Sifat-sifat khas anak apa saja yang terjadi pada anak usia sekolah dasar?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pola tingkah laku anak pada usia sekolah dasar
2. Untuk mengetahui cara belajar yang dibutuhkan anak pada usia sekolah dasar
3. Untuk menegtahui dan memahami sifat-sifat khas anak yang seperti apa yang terjadi pada anak usia sekolah dasar
D. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode observasi dengan menggunakan model sistematis dan model wawancara.
Model sistematis yaitu dimana sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu membuat perencanaan, dalam penelitian ini observasi ditujukan kepada siswa kelas 3 SD Negeri Neglasari yang melaksanakan poses belajar mengajar. Selain memperhatikan kegiatan yang dilakukan siswa, dan melakukan Tanya jawab kepada sejumlah siswa kelas 3.
E. PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
Nama sekolah : SD Negeri Neglasari
Alamat : Jalan Km idris neglasari, Serang-Banten
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 s.d. 26 November 2011
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Sifat-sifat anak usia SD
Berikut ini adalah sifat-sifat khas anak usia SD yang dijelaskan oleh S.Z. Arbi dan S. Syahrun (1991 : 58) yaitu :
1. Sangat ingin tahu segala sesuatu yang ada dalam dunia realita disekitarnya
2. Telah mulai terbentuk dan disadarinya aturan-aturan dirinya
3. Tidak lagi semata-mata tergantunga pada orang yang lebih tua
4. Suka melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna terhadap lingkungannya
5. Sudah mulai muncul kesadaran terhadap dirisendiri dan orang lain
6. Sudah memiliki self-esteem (pertimbangan) tentang kemampuan, kekuatan, dan keistimewaan yang dimiliki sendiri
7. Telah dapat memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminya
8. Telah dapat berkompetisi yang sehat
9. Telah mempunyai sifat kepemimpinan
10. Telah muncul kebutuhan akan persahabatan .
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa Sekolah Dasar kelas 3 di SD Negeri Neglasari maka di bawah ini dikemukakan hasil observasi dan pembahasannya yang dikaitkan dengan sifat-sifat khas anak usia SD yang dijelaskan oleh S.Z.Arbi dan S. Syahurun (1991:58) yaitu, sebagai berikut :
1. Sangat ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada dalam dunia realita di sekitarnya.
Anak usia SD identik dengan kelabilannya disisi itu juga pendidikan yang didapatnya berpengaruh terhadap masa depannya. Semua kegiatan pada masa SD berdampak juga untuk masa yang akan datang anak usia SD biasanya mereka belom mengetahui banyak hal yang didalam atau diluar lingkungananya. Sedikit-sedikit mereka mengenal apa yang mereka lihat, untuk itu padsa amasa ini kita sebagai calon guru SD wajib membimbing kedunia yang lebih positif terutama untuk orang tua, agar mereka agar mereka bisa mnejadi generasi yang baik dan apabila lingkungan mereka berdampak negative maka kedepannya tidak baik juga biasanya pada masa seperti itu mereka akan selalu ingat sampai menuju kedewasaan (memories back).
Contohnya pada saat kita memberikan yell-yell dan nyanyian anak-anak kepada mereka begitupun mereka berantusias untuk tahu dan ikut menyanyikan lagu tersebut.
2. Telah mulai terbentuk dan disadarinya aturan-aturan dirinya
Anak kelas rendah di Sekolah Dasar contohnya kelas 3. Mereka sudah bisa membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang terkecil, dan akhirnya adalah suatu kebiasaan yang harus dilakukan didalam lingkungan sekolah. Biasanya pihak sekolah awalnya sudah menerapkan jiwa disiplin kepada mereka sehingga mereka menumbuhkannya dengan cara membiasakan diri. Kebiasaan anak Sekolah Dasar itu anaknya penurut, masih bisa diajak kerja sama. Apalagi kalau seorang guru memberikan arahan yang positif. Otomatis seorang anak langsung merespons sengan baik dan melakukannya.
Contohnya pada saat bel jam masuk sekolah sudah berbunyi , masing-masing anak sudah menyiapkan barisannya diluar kelas. Mereka melakukannya dengan tertib dan dipimpin oleh ketua kelasnya dan sesudah barisannya rapih, anak-anak sebelum masuk kelas, mereka diperiksa kukunya terlebih dahulu tetapi pada kenyataanya anak-anak sudah memotong kukunya terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Setelah itu mereka masuk kelas dengan tertib dan disiapkan oleh ketua kelas agar duduknya rapih.
3. Tidak lagi semata-mata tergantung pada orang yang lebih tua
Bukan hanya orang dewasa, yang tidak lagi bergantung pada yang lebih tua. Kini anak Sekolah Dasar sudah bisa membuktikan semuanya disekolah. Anak didik kita mengawali/mengayomi sebuah pendidikan mulai dari disiplin atau moral. Karena kalau sudah mengacu pada semua itu, cepat/lambat anak didik kita bisa mengikuti pelajaran disekolah dengan tertib. Mereka sudah biasa bersifat mandiri jikalau gurunya tidak masuk ke kelas. Kemajuan ini lah yang cepat untuk pembentukan kepribadian bagi siswa.
Contohnya meskipun di dalam kelas pendidiknya datangnya terlambat tetapi mereka berdoa dan membaca Al-Quran bersama didalam kelas terlebih dahulu tanpa disuruh oleh guru lain. Pihak sekolahpun juga memfasilitasi sebuah Juz Amma sebanyak 40 /kelas. Mereka mengajinya sangat semngat. Setelah menbaca beberapa surat beserta artinya, mereka langsung mengumpulkannya di meja guru. Setelah itu, mereka langsung duduk rapih dan segera membaca buku pelajaran yang akan nanti dibahas.
4. Suka melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna terhadap lingkungannya
Pada anak usia SD mereka sudah mulai mengerti akan kebersihan lingkungannya. Meskipun kegiatan yang dilakukan anak usia SD hanya melaksanakan piket kelas yang sudah di jadwal setiap minggunya yang didorong dengan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Mereka mengerjakan hal itu tanpa disuruh oleh orang lain.
Contonya pada Saat kita melakukan observasi di SD Negeri Neglasari, salah satu siswa kelas 3 ada yang menumpahkan air ke lantai, lalu tanpa disuruh oleh siapapun anak itu langsung mengepel air tersebut hingga bersih dan sepulang sekolah siswa-siswa SD Negeri Neglasari membersihkan kelasnya sesuai dengan jadwal piketnya dengan kesadarannya sendiri.
5. Sudah mulai muncul kesadaran terhadap diri sendiri dan orang lain
Kesadaran yang dimiliki oleh manusia tumbuh pada masa sekolah dasar anak-anak sudah mulai sadar dalam lingkungannya. Misalnya kesadaran akan iya belajar, kebersihan dan kedisiplinan. Pada masa ini mereka mulai berfikir apa yang mereka lakukan dan tidak mereka lakukan dalam hal ini juga mereka mulai bersosialisasi dengan temannya sadar akan kebersamaan dan saling tolong menololng, dengan bimbingan guru maupun orang tua atau orang terdekatnya.
Contohnya pada observasi di SD Negeri Neglasari, siswa SD kelas 3 mereka mengikuti pelajaran PAI dengan mendengarkan apa yang diajarkan gurunya dan mulai menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
6. Sudah memiliki self-esteem (pertimbangan) tentang kemampuan, kekuatan dan keistimewaan yang dimiliki sendiri
Siswa-siswi kelas 3 SD sudah mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menangkap ilmu dari guru secara cepat dan tanggap. Dan guru itu sendiri pun harus mampu menyampaikan ilmu kepada muridnya semenarik mungkin sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap ilmu dari gurunya tersebut dengan baik. Ketika kelompok kami melakukan observasi disebuah SD, pada jam pertama kami mulai melakukan perkanalan terlebih dahulu kepada para siswa, yang kebetulan kelas tersebut sedang diajar oleh seorang guru,dan kami pun hanya mengamati para siswa dari bangku npaling belakang. Dan pada jam kedua, Alhamdulillah kami diberi kesempatan oleh para guru untuk sedikit membeikan simulasi kepada siswa. Ternyata para siswa sangat antusias dan senang menerima simulasi yang kami berikan. Disitu kami dapat melihat kemampuan dan ketangkasan para siswa. Contohnya saja ketika kami mencontohkan sebuah simulasi berupa nyanyian dengan menggunakan gerakan. Ketika kami mencontuhkannya sebanyak 2 kali, terdapat 1 sampai 2 siswa yang langsung hafal, kemudian siswa tersebut mampu dan berani mencontohkan simulasi tersebut kepada teman-temannya didepan kelas. Hal tersebut sudah merupakan suatu keistimewaan tersendiri bagi 2 anak tersebut karena mempunyai ketangkasan yang cepat sekali.
7. Telah dapat memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Siswa-siswi kelas 3 SD sudah bisa dan mampu menyesuaikan diri mereka, antara siswa laki-laki dan siswi perempuan. Contohnya yang sangat jelas sekali, yaitu dalam hal berpakaian. Misalnya anak laki-laki pakaian bawahnya mengenakan celana dan yang perempuan mengenakan rok, Sesuai dengan kodrat mereka masing-masing. Hal tersebut sudah mencerminkan bahwa mereka sudah mengerti,hafal dan dapat mengamalkan atau memainkan peranan mereka sebagai siswa dan siswi sekolah dasar, yang berbudi pekerti yang baik dan mematuhi peraturan sekolah.
8. Telah mempunyai sifat kepemimpinan
Anak pada usia sekolah dasar sudah memiliki sifat kepemimpinan yang sudah melekat pada dirinya, ketika akan memasuki kelas anak sudah terbiasa melkukan kegitan baris berbaris yang dipimpin oleh ketua kelasnya begitupun ketika sebelum dilaksanakan nya kegiatan belajar mengajar para siswa SD telah melakukan kegitan rutin yakni mengaji atau membaca al-quran.
Mereka seakan mengerti arti dari kepemimpinan dengan sikap seperti itu siswa belajar menjadi seorang pemimpin.
9. Telah dapat berkompetesi yang sehat
Pada anak usia sekolah dasar pada saat menjawab sebuah pertanyaan-pertanyaan, mereka saling menghargai temannya yang sedang berbicara merekapun telah memiliki sikap suportif ketike temannya mendapatkan sebuah penghargaan yang diberikan oleh gurunya, mereka tidak pernah Saling ketika temannya melakukan sebuah kesalahan bahkan mereka saling mensuport temannya sendiri.
Contohnya ketika sedang diadakan pembelajaran guru menanyakan kepada siswanya yang tidak paham dan mereka bahkan membantu temannya untuk menjawab suatu pertnyaan tersebut.
10. Telah muncul kebutuhan akan persahabatan
Pada anak usia SD mereka sudah mulai muncul rasa kebutuhan akan persahabatan. Sebenarnya sebelum mereka memasuki SD mereka sudah ada kebutuhan seorang teman dan terjalinnya persahabatan. Persahabatan berawal dari teman yang saling tolong menolong satu sama lain dan sering membantu sesama teman serta saling mengisi kekurangan diantara mereka dan mereka saling memberi rasa nyaman, maka dari situ akan terjalinnya persahabatan. Dengan demikian mereka dapat bermain bersama dan mereka juga belajar bersama dengan teman-temannya.
Contohnya pada saat kita melakukan observasi di SD Negeri Neglasari, salah satu siswa kelas 3 meminta minum kepada teman sebangkunya kemudian temannya itu memberikan minumnya kepada temannya tersebut. Dan ada seorang guru PAI yang menugaskan anak-anak muridnya untuk menghafal suatu bacaan solat bersama teman sebangkunya. Mereka semua sangat berantusias sekali ketika guru tersebut menugaskan mereka melakukan itu. Kemudian mereka menghafal surat tersebut secara bergantian dan saling mengoreksi kesalahan temannya.